Memahami Apa Itu Amae, Konsep yang Mengungkap Arti Pentingnya Hubungan Emosional

Amae

Di Jepang, ada sebuah konsep menarik tentang hubungan emosional antara individu yang disebut dengan
amae.

Istilah ini telah lama menjadi sorotan dalam dunia psikologi dan antropologi budaya, karena hal ini dapat membantu kita memahami tidak hanya susunan psikologis individu Jepang, tetapi juga struktur masyarakat Jepang secara keseluruhan.

Apa Itu Amae? 

Amae (甘え) adalah konsep psikologis Jepang yang berarti "manja" atau "bermanja-manja". Istilah ini pertama kali digunakan oleh psikolog Jepang, Takeo Doi, dalam bukunya The Anatomy of Dependence (1973). Doi berpendapat bahwa amae adalah konsep yang penting dalam budaya Jepang, dan bahwa itu memainkan peran penting dalam hubungan antarpribadi.

Amae dapat didefinisikan sebagai keinginan untuk bergantung pada orang lain secara emosional dan fisik. Ini adalah perasaan nyaman dan aman yang berasal dari keyakinan bahwa orang lain akan memahami dan memenuhi kebutuhan kita. Amae dapat bersifat positif atau negatif, tergantung pada bagaimana itu diekspresikan.

Amae positif adalah perasaan nyaman dan aman yang berasal dari keyakinan bahwa orang lain peduli dan perhatian. Ini dapat diekspresikan melalui perilaku seperti meminta bantuan, meminta pujian, atau sekadar ingin berada di dekat orang lain. Amae positif dapat membantu orang merasa lebih terhubung dan didukung.

Di sisi negatif, amae dapat menyebabkan ketergantungan yang berlebihan pada orang lain. Hal ini dapat membuat orang menjadi kurang mandiri dan lebih rentan terhadap manipulasi.

Contoh Perilaku Amae

Contoh Amae
ilustrasi: freepik
Perilaku amae dapat muncul dalam berbagai situasi dan konteks dalam kehidupan sehari-hari yang mungkin pernah kamu alami atau lihat di sekitarmu, contohnya seperti:

1. Amae dalam Konteks Hubungan Orangtua dan Anak

Dalam konteks hubungan orangtua dan anak, amae dapat diartikan sebagai perasaan anak yang bergantung pada orangtuanya untuk memenuhi kebutuhannya, baik secara fisik maupun emosional. Anak-anak yang merasa aman dan nyaman dengan orangtuanya akan lebih mudah untuk melakukan amae.

Amae dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti:
  • Anak meminta orangtuanya untuk membantu mengerjakan tugas sekolah.
  • Anak merengek kepada orangtuanya karena ingin dibelikan mainan.
  • Anak mencari perhatian orangtuanya dengan melakukan hal-hal lucu.
Orangtua yang memahami amae akan menerimanya dengan positif. Mereka akan merasa senang dan tersanjung ketika anak mereka bergantung pada mereka. Orangtua juga akan merasa bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan anak mereka.

Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua dalam menanggapi amae dari anak mereka. Orangtua harus memastikan bahwa mereka tidak terlalu memanjakan anak mereka. Orangtua juga harus mengajarkan anak mereka untuk mandiri dan bertanggung jawab atas diri mereka sendiri.

2. Amae dalam Konteks Hubungan Antar Pasangan

Amae juga dapat terjadi dalam hubungan antar pasangan. Dalam konteks ini, amae dapat diartikan sebagai perasaan ketergantungan, kenyamanan, dan ikatan emosional yang saling dimiliki oleh sepasang kekasih.

Amae dalam hubungan sepasang kekasih dapat merupakan bentuk komunikasi yang sehat dan normal. Amae dapat membantu sepasang kekasih untuk merasa dekat dan saling memahami satu sama lain.

Berikut adalah beberapa contoh amae dalam hubungan kekasih:
  • Seorang yang meminta pasangannya untuk memasak makanan kesukaan.
  • Seorang pasangan yang merasa nyaman dan bahagia saat berbagi perasaan dan keresahan dalam hubungan mereka.
  • Seorang dewasa yang mencari dukungan emosional dari pasangannya setelah mengalami kegagalan.
Dalam semua contoh di atas, pasangan saling bergantung satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan mereka, baik secara fisik maupun emosional.

Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh sepasang kekasih dalam melakukan amae. Pasangan kekasih harus memastikan bahwa mereka melakukan amae secara seimbang. Jika salah satu pihak terlalu bergantung pada pihak lain, hal ini dapat menyebabkan masalah dalam hubungan.

3. Amae dalam Konteks Hubungan Pertemanan

Amae juga dapat terjadi dalam hubungan pertemanan. Dalam konteks ini, amae dapat diartikan sebagai perasaan ketergantungan, kenyamanan, dan ikatan emosional yang saling dimiliki oleh dua orang teman.

Amae dalam hubungan teman dapat merupakan bentuk komunikasi yang sehat dan normal. Amae dapat membantu teman untuk merasa dekat dan saling memahami satu sama lain.

Berikut adalah beberapa contoh amae dalam hubungan teman:
  • Seorang teman meminta teman lain untuk memberikan saran.
  • Seorang teman yang sering meminta bantuan dalam hal-hal kecil, seperti menemani pergi ke toko atau bertukar makanan di kantin.
  • Seorang remaja yang mencari persetujuan dan pujian dari teman-temannya dalam berbagai aktivitas.
Dalam semua contoh di atas, dua orang teman saling bergantung satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan mereka, baik secara fisik maupun emosional.

Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh teman dalam melakukan amae. Teman harus memastikan bahwa mereka melakukan amae secara seimbang. Jika salah satu pihak terlalu bergantung pada pihak lain, hal ini dapat menyebabkan masalah dalam hubungan.

Perlu diingat, perilaku amae bukanlah sesuatu yang buruk atau lemah. Sebaliknya, ini menunjukkan adanya ikatan emosional yang kuat antara individu, keluarga, atau teman-teman.

Amae dalam Masyarakat

Bagaimana masyarakat Jepang memandang konsep amae? Nah, di Jepang, amae dianggap sebagai bagian alami dari hubungan sosial. Konsep ini terintegrasi dalam budaya dan sering kali dihargai dalam kehidupan sehari-hari.

Masyarakat Jepang menghargai sikap empati dan perasaan saling memahami. Hubungan yang erat dan saling mengandalkan dipandang sebagai hal yang positif, karena membantu menciptakan rasa harmoni dalam komunitas.

Namun, seperti halnya dengan konsep budaya lainnya, amae juga bisa memiliki sisi negatif jika berlebihan. Terlalu mengandalkan orang lain tanpa memberi dukungan balik dapat menciptakan ketidakseimbangan dalam hubungan.

Apa itu Amae
ilustrasi: freepik

Kesimpulan

Dalam budaya Jepang, amae mengajarkan kita tentang pentingnya hubungan emosional yang penuh pengertian dan saling mengandalkan. Konsep unik ini membawa hangatnya rasa kebersamaan dan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari.

Serta membantu membentuk ikatan yang kuat antarindividu dan menciptakan lingkungan sosial yang harmonis.


Referensi

Doi, Takeo. (1973). "The Anatomy of Dependence: The Key Analysis of Japanese Behavior". Kodansha International.

Palandi, Esther Hesline. "Konsep Budaya Amae Dalam Perilaku dan Tindak Tutur Bangsa Jepang". UPT Bahasa Politeknik Negeri Malang.

Yabe, Takeo. (2015). "Emotional Concepts of Amae and Aninut and their Effects on Interpersonal Communication". Sophia University Institute of Comparative Culture.

A Geek in Japan.  "Amae – 甘え". Diakses 29 Juli 2023

Posting Komentar

Arsip
Bagian dari