Nah, harmoni ini sebenarnya datang dari berbagai sumber, tapi paling besar dipengaruhi sama aturan sosial yang enggak tertulis, namanya honne dan tatemae .
Apa Itu Honne?
Honne (本音) adalah perasaan dan keinginan seseorang yang sebenarnya, tetapi mungkin tidak cocok untuk diungkapkan dalam situasi tertentu. Misalnya, seseorang mungkin memiliki perasaan negatif terhadap seseorang, tetapi tidak ingin menunjukkannya secara langsung karena khawatir akan merusak hubungan mereka.Jadi, bayangkan Honne seperti simpanan perasaan paling dalam yang hanya kita tahu!
Alasan lain adalah untuk melindungi diri dari penolakan atau penilaian negatif. Misalnya, seseorang mungkin menggunakan honne hanya dengan orang yang mereka percayai.
Misalnya, ketika teman kita nanya, "Kamu mau ikut acara ini gak?" Padahal kita udah sibuk banget dan enggak ada waktu, kita mungkin akan bilang, "Iya, aku mau coba nyempetin waktu." Nah, itulah contoh Tatemae. Kita menunjukkan sikap halus dengan berjanji, meskipun sebenarnya di dalam hati, kita tahu kita gak bisa ikut (Honne).
Sugimoto, Y. (2017). An Introduction to Japanese Society. Cambridge University Press.
Apa Itu Tatemae?
Di sisi lain, Tatemae (建前) adalah sikap atau perilaku yang ditampilkan oleh seseorang di depan orang lain. Nah, di sinilah ceritanya agak unik. Tatemae adalah sikap yang kita tunjukkan di permukaan untuk menjaga kesopanan sosial dan harmoni dalam hubungan antarmanusia.
Tatemae dapat digunakan dalam berbagai situasi, termasuk:
- Dalam bisnis, tatemae sering digunakan untuk membangun hubungan baik dengan rekan kerja dan pelanggan.
- Dalam kehidupan sosial, tatemae sering digunakan untuk menghindari konflik atau menyinggung perasaan orang lain.
- Dalam keluarga, tatemae sering digunakan untuk menghormati orang tua atau anggota keluarga yang lebih tua.
Jadi, bisa dibilang Tatemae itu seperti topeng sopan santun yang kita pakai dalam berinteraksi dengan orang lain.
Alasan Penggunaan Honne dan Tatemae
Ada beberapa alasan mengapa orang Jepang menggunakan honne dan tatemae. Salah satu alasan adalah untuk menghindari konflik dan menjaga harmoni sosial. Misalnya, seseorang mungkin menggunakan tatemae untuk menghindari mengatakan sesuatu yang menyakitkan atau menyinggung orang lain.Alasan lain adalah untuk melindungi diri dari penolakan atau penilaian negatif. Misalnya, seseorang mungkin menggunakan honne hanya dengan orang yang mereka percayai.
Honne dan Tatemae dalam Masyarakat Jepang
Konsep Honne dan Tatemae ini bener-bener kental dalam budaya Jepang. Masyarakat Jepang sangat menghargai harmoni dan kesopanan, jadi seringkali orang-orang di sana berusaha untuk menunjukkan Tatemae yang halus, bahkan kalau itu berbeda dengan Honne mereka.
Misalnya, ketika teman kita nanya, "Kamu mau ikut acara ini gak?" Padahal kita udah sibuk banget dan enggak ada waktu, kita mungkin akan bilang, "Iya, aku mau coba nyempetin waktu." Nah, itulah contoh Tatemae. Kita menunjukkan sikap halus dengan berjanji, meskipun sebenarnya di dalam hati, kita tahu kita gak bisa ikut (Honne).
Beberapa contoh honne dan tatemae
Honne | Tatemae |
"Aku tidak suka pekerjaanku." | "Aku senang bekerja di sini." |
"Aku tidak ingin makan makanan itu." | "Terima kasih, aku akan mencobanya." |
"Aku tidak suka orang itu." | "Dia orang yang baik." |
Tapi, di situasi yang lebih akrab, seperti di antara keluarga atau teman-teman dekat, orang Jepang lebih cenderung untuk membuka Honne mereka dengan lebih jujur. Di sini, kejujuran batin dihargai dan dianggap sebagai bentuk kepercayaan dan kedekatan.
Referensi
Matsumoto, D. (1990). Cultural Influences on the Perception of Communication Behavior in Close Relationships. Journal of Cross-Cultural Psychology
Sugimoto, Y. (2017). An Introduction to Japanese Society. Cambridge University Press.
TsunaguLocal. "Honne dan Tatemae – Aturan Tidak Tertulis Masyarakat Jepang". Diakses pada 23 Juli 2023
Kayak muka dua jadinya yaa 🤔
BalasHapusIya kayak lu
Hapus